Mari amankan si 'BOS'...
sedikit berbicara tentang dana BOS pada sekolah dasar khususnya untuk Kota Bandung...menjadi bagian yang 'harap-harap cemas' alias H2C. tanya kenapa? mari coba kita runut dari kronologis terkait dana BOS yang digulirkan oleh pemerintah.
berikut hasil kajian saya dan beberapa tim kajian strategis GEMA PENA Pada Maret dan Oktober 2005, Pemerintah Indonesia mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan merealokasikan sebagian dananya untuk program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mulai dilaksanakan pada Juli 2005.
Program yang diberikan untuk sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP ini dimaksudkan untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam membiayai pendidikan. Dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun dilaksanakannya program BOS ini, telah berperan cukup signifikan dalam percepatan pencapaian program wajib belajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas. Mulai tahun 2011 ini dana BOS mengalami perubahan mekanisme penyaluran dana, yang semula dari skema APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk Dana Penyesuaian untuk Bantuan Operasional Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2010 tentang APBN 2011.
Berdasarkan hasil kajian cepat, dengan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan melalui wawancara singkat dan diskusi serta investigasi ke sekolah yang dikhususkan sekolah dasar (SD) terkait pelaksanaan dan ketercapain BOS khusus untuk Kota Bandung memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Secara umum, keberadaan atas terlaksananya program BOS sangat bermanfaat khususnya untuk siswa miskin. Akses pendidikan menjadi mudah, serta adanya jaminan pendidikan secara hukum untuk siswa miskin / tidak mampu. Hal ini seperti tercantum juga dalam petunjuk teknis BOS 2010 dimana sangat memihak kedudukan siswa tidak mampu, sehingga tidak ada alasan bagi sekolah untuk tidak menampung siswa miskin. Karna walaupun pada kondisi di lapangan masih terdapat pungutan-pungutan untuk pembiayaan diluar BOS maka, khusus untuk siswa yang tidak mampu sekolah harus memberikan keringanan atau pembebasan biaya (khusus untuk sekolah RSBI dan SBI)
2. Hasil investigasi di lapangan, masih banyak sekolah dalam hal pengelolaan dan penggunaan dana BOS belum sesuai dengan prinsip transparan dan akuntabel. Hal ini terlihat dari:
• Sekolah tidak memberikan informasi secara tertulis kepada orang tua murid mengenai penerimaan dan penggunaan dana BOS selama satu semester. Bahkan di salah satu SD masih terdapat orangtua siswa yang tidak tahu menahu tentang program BOS yang dilaksanakan di sekolah
• Sekolah tidak melakukan update informasi tentang penerimaan dan penggunaan dana BOS yang telah dilakukan sekolah dengan menempelkan di papan informasi yang tersedia di sekolah. Hal ini terlaksana di beberapa sekolah yang terbilang elit (menengah ke atas) tapi teratur hanya ketika ada kunjungan atau audit dari lembaga daerah terkait saja Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS hanya disampaikan ke satker Kab/Kota tanpa disampaikan kepada orangtua murid, sehingga mengabaikan unsur transparansi dan akuntabilitas kepada public.
3. Dalam pelaksanaan BOS selama tahun 2011 khusus untuk Kota Bandung terdapat keterlambatan pencairan dana pada triwulan 1 yang terlambat sampai 3 bulan. Hal ini berdampak buruk bagi sekolah dengan harus mencari dana pengganti dari berbagai sumber untuk menutupi kebutuhan dana BOS akibat telat cair.
4. Dalam pelaksanaannya, masih terdapat pelaksana program BOS yang belum sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan pemerintah, seperti masih adanya pungutan-pungutan biaya yang bersifat mengikat. Hal ini diakibatkan karena sosialisasi yang belum merata ke seluruh tim pelaksana BOS.
5. Ketercapain pendidikan yang berkualitas sesuai dengan tujuan BOS 2011 ini belum terrealisasi sepenuhnya. Hal ini terlihat dari hasil investigasi pada beberapa sekolah, bahwa sekolah menengah ke bawah masih memiliki kualtias pendidikan atau KBM yang masih minim dan untuk kalangan sekolah menengah keatas cukup memperhatikan kualitas pendidikan atau KBM yang terlaksana di sekolah hal ini dikarenakan masih adanya peran serta dari orang tua siswa yang ‘berada’ dengan memberikan sumbangan untuk pengadaan berbagai macam mata pelajaran tambahan seperi computer, internet dan ekstrakurikuler yang menunjang untuk anak didik di sekolah.
to be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar