Sang Petualang.....

catatan mampu menjadi sejarah, menjadi saksi dan menjadi jejak yang ditinggalkan. yang akan dibaca dan dicari semua orang

Senin, 09 April 2012

Menangislah!

Heii…..apa ini yang masih berasa menghimpit? Huuh! 

     Siang terik yang panas ini…aku mencoba ingin menguraikan semuanya. Entah apa yang ingin aku tulis. Yang pasti aku ingin menumpahkan semuanya. Aku tak mampu hati, merasakan segalanya. Melihat semuanya. Meski aku tegar dalam kerapuhan, meski aku mampu senyum dalam keterhimpitan. Atau bisa jadi akupun mampu berjalan tegap tanpa beban. Aaargh….tapi ini sebenarnya ada yang menghimpiiiit. ada sesak yang memenuhi. Tak mampu lepas, hingga tetap diam menyesakkan. Rabb…apakah aku belum ikhlas?tidaak! ini hanya manusiawi ko... Sedih?wajar saja. Namun….ini seperti hanya butuh untuk dilepaskan saja himpitan rasa itu. Tidak untuk dirasakan selalu, atau dilupakan. Tapi…sekali lagi aku bilang ini hanya butuh untuk dilepaskan. Menangis?klo itu mampu melepaskan, maka..menangislah. tapi menangis dalam keterwajaran. Seperti teladan yang dicontohkan rasul kita

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. : Sa’d bin Ubadah sakit dan Rasulullah Saw bersama dengan Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, dan Abdullah bin Mas’ud mengunjunginya untuk bertanya perihal sakit yang dideritanya. Ketika Nabi Muhammad Saw bertemu dengannya, ia tengah dikelilingi anggota keluarganya. Nabi Muhammad Saw bertanya, “apakah ia telah meninggal?” mereka berkata, “belum, wahai Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw menangis dan ketika orang-orang melihat Nabi Muhammad Saw menangis, mereka semua menangis. Nabi Muhammad Saw bersabda, “maukah kau mendengarkan? Allah tidaklah menghukum karena air mata yang berlinang begitu pula hati yang berduka. Allah menghukum karena ‘ini’ atau karena melimpahkan rahmat-Nya”. Nabi Muhammad Saw menunjuk lidahnya dan menambahkan, “orang yang meninggal diazab karena ratapan kerabatnya terhadapnya”.

Itulah…tak ada salahnya pun aku menangis. Dan akupun diingatkan lagi pada satu kisah rasul

Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW ketika kembali dari perang Tabuk dan melakukan umrah dan ketika sammpai di Asfan beliau menyuruh para sahabat untuk menunggu di Aqabah hingga aku (Rasul) datang kepadamu. Maka beliau pergi dan turun menuju kuburan ibunya, maka bermunajat (merintih) kepada Rabbnya demikian lama, kemudian beliau menangis dan semakin menjadi menangisnya, maka merekapun pada menangis karena tangisannya. Dan mereka berkata: Nabi SAW tidak akan menangis di tempat ini kecuali ada yang menimpa ummatnya yang beliau tidak mampu memikulnya. Ketika mereka semua menangis beliau berdiri dan kembali menghadap kepada mereka seraya bersabda: mengapa kalian menangis? Meraka berkata: hai Nabiyullah kami menangis karena engkau menangis. Kami berkata: boleh jadi ada sesuatu yang menimpa ummatmu yang engkau sanggup menghadapinya. Beliau bersabda: ya itu diantara penyebabnya, tapi juga karena aku turun menuju kuburan maka aku berdo’a kepada Allah mohon diizinkan untuk member syafaat kepadanya pada hari kiamat, maka Allah menolaknya maka aku mengasihaninya karena dia adalah ibuku maka aku menangis……(alhadits) 

     Jadi yaa…sekali lagi. Bukan untuk sebuah pembelaan diri, namun ini hanya berusaha mengambil hikmah saja dari setiap kejadian yang sudah dan tengah dialami serta dari teladan yang dicontohkan dengan berusaha tak melampaui sunnahNya. Tak ada salahnya kita menangis. Aku yakin, tak ada seorangpun di dunia ini yang belum pernah menangis. Akupun sadar, aku tahu, pertama kali seorang anak dilahirkan ke bumi dalam keadaan menangis. Menangis karna hakikatnya takut tak mampu mengemban amanah yang allah titipkan ketika kita sudah terlahir ke bumi. Dan bahkan….sejatinya ketika usia kita menemui hari akhirnya pun sebaik-baik manusia adalah yang ditangisi kepergiannya. 
    Itulah…kita terkadang memang butuh untuk menangis. Bukan meratap. Menangis, bukan berarti lemah. Menangis bukan berarti tak ikhlas. Menangispun bukan berarti aib. Namun…menangis untuk sebuah penghantar do’a cinta kepadaNya dan untuk menjadi kuat. Semoga tangis yang mampu menjadi penggugur dosa kita kepadaNya, serta kita berlindung dari siksaan anak durhaka..naudzubillah. semoga kita termasuk pada golongan anak-anak sholeh(ah) yang senantiasa amalannya tak berhenti mengalir sampai liang lahat. Semoga kita behimpun di jannahNya kelak. amiiin...
 -_______-

Selasa, 31 Januari 2012

Number One for Me (Mother) - Maher Zain


I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain i put you through
Mama now I’m here for you

For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I'm all grown up now
I'ts a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

Mom I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face everyday


You know you are The Number One for me

You know you are The Number One for me
You know you are The Number One for me
Number One for me

Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
‘Cos now I have a child of mine

Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now i’m trying to do it to
Luv my kids the way you do


There’s no one in this world
That can take your place
Ooo I’m sorry for ever taken you for granted

I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you

Now I will try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me

Rabu, 25 Januari 2012

Karena ada 'mereka'...

seringkali keluargaku bertanya:
"gimana di bandung?sehat?kurang naon?(kurang apa?b.sunda mode on?"
"kumaha kuliahna?" (gimana kuliahnya?)
"moga lancar.dimudahkan". amin
"acisna masih aya?" (uangnya masih ada?)
itu pertanyaan-pertanyaan yang sering terlontar oleh ibuku, bapak, aa, dan tetehku. itu ketika ibu masih ada.ketika di telepon. atupun pulang mudik beberapa bulan seklai :p.
dan sekarang...
ternyata masih sama. cuma ada yg beda dikiiiit.
"kumaha kabarna? (gimana kabarnya?)
...
...
bla..
bla..
inilah yg berbeda:
"kumaha rerencanganna?" (gimana temen2nya?)
"sepi henteu?" (sepi ga?)
"pami tos teu aya kuliah atau libur mah uih we..bisi teu aya rencangna. bisi butuh nanaon."
(kalau udah ga da kuliah atau libur mah pulang aja ke rumah [ke kuningan] takut gada temennya. khawatir butuh apa2.)
merenung sebentar,
*dalam hati gw bilang plus mikir*
"ya allah....aku sangat bersyukur. disini tidak kekurangan apapun. tidak merasa kesepian. bahkan banyak temean seperjuangan, sahabat dan kerabat yang membersamai. lebih dari saudara bisa jadi. ya rabb...aku sangat bersyukur"

dan akupun menjawab:
"henteu. alhamdulillah...disini mah rame wae. seer rerencangan. malah udah kayak saudara."
(ga. alhamdulillah..disini rame aja,banyak temen.malah udah kayak saudara aja).
terdengar hela nafas syukur dan lega.
yaa....inilah aku sekarang. mungkin karena aku anak bungsu, semenjak ditinggal ibu..sekeluarga seolah lebih mengasihaniku,lebih memeperhatikan.dan entah apa namanya yang jelas rasa sayang kakak2ku melebihi dari sebelumnya. mungkin mereka ketakutan, khawatir kalau adik bungsunya,satu2nya adik yang merantau paling jauh (padahal cuma di Bandung doang :p) tapi...ya...itu aku sangat paham.sangat mengerti. itulah sayang dan cinta. cinta sesama saudara yang insya allah karena Allah dan akan menjadi hakiki.
jauh dari ituuu...terngiang lagi itu pertanyaan tadi.
"gimana temennya?"
"sepi ga?suka ada yang nemenin ga?"
rabbi...lagi-lagi aku bersyukur tiada henti. aku selalu dibersamai dan dikelilingi oleh orang2 yang sayang padaku. banyak teman seperjuangan, kakak-kakak, kerabat yang membersamai
ga akan sepi...karena ada mereka

itu dy kakak-kakak-ku.
tukang marahin. haha...
tapi...mereka jugalah yg sering membersamai dikala aku rapuh.
dikala aku terjatuh.
mengingatkan dikala aku lupa.
mengajakku berlari dikala aku ingin berdiam istirahat.tak bermanfaat.
membuatku gila dikala aku ingin menangis.

mereka galak.
mereka juga bijak.
mereka tegas.
mereka juga lembut.
mereka seperti kakak.
mereka juga seperti teman.
mereka kuat.
mereka juga kadang mellow.
mereka serem.
tapi mereka juga suka menggilaaa
aagh...sudahlah...
ada banyak cerita tentang mereka.
thanks for Allah..
thanks for all.
terimakasih telah menganggapku adik, menganggapku bagian dari hidupmu.
menyediakan bagian sejarah hidupmu untuk ada aku disana.

mungkin di fase hidup lain...kita akan berpisah,
namun...
semoga kita tetap dipertemukan di surga-Nya.
biarkan rabithah jadi penyimpul tali persaudaraan kita.
biarkan do'a sebagai tali pengikat rindu
dan semoga kita menjadi hamba yang diridhoi-Nya
menjadi manusia yang paling banyak manfaatnya.
menjadi orang2 yang akan mencetak perubahan di tempat yang kita pijaki.
dan akupun akan merindukan kalian semua T.T

#edisi akhir masa mahasiswa
-____-



Selasa, 24 Januari 2012

“SAJAK SEONGGOK JAGUNG”

Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu
Sang pemuda melihat ladang
Ia melihat petani
Dan suatu hari yang subuh
Para wanita dengan gendongan
Pergi ke pasar ………………….

Dan ia juga melihat
Suatu pagi hari
Di dekat sumur
Gadis-gadis bercanda
Sambil menumbuk padi menjadi maisena

Sedang di dalam dapur
Tungku-tungku menyala
Di dalam udara murni
Tercium bau kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
Otak dan tangan
siap bekerja

Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda tamat S.L.A
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya
Ia memandang jagung itu
Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta

Ia melihat dirinya ditendang dari discotheque
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase
Ia melihat saingannya naik sepeda motor
Ia melihat nomer-nomer lotere
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal
Seonggok jagung ia di kamar
Tidak menyangkut pada akal
Tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar
Tak akan menolong seorang pemuda
Yang pandangan hidupnya berasal dari buku
Dan tidak dari kehidupan
Yang tidak terlatih dalam metode
Dan hanya penuh hafalan kesimpulan
Yang hanya terlatih sebagai pemakai
Tetapi kurang latihan bebas berkarya
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
Atau apa saja,
Ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

(WS. RENDRA)



“Tak ada kata seindah perjuangan, tak ada rasa semanis persahabatan
Berkarya dengan pena, berjuang dengan nurani….”
PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN!


Selasa, 17 Januari 2012

Rabu, 11 Januari 2012

cerita dibalik nama 'Tuti'

‘inikah nasib mahasiswa tingkat akhir?’ batinku disela-sela baca buku sambil nunggu pembimbing industri saya. lama. hampir 2 jam saya nunggu. huft. inilah sodara2…ujian konkrit bagi mahasiswa tingkat akhir. yg belum masuk tingkat akhir. maka persiapkanlah…disini teruji, apakah anda termasuk mahasiswa bermental juara apa ga?karna tidak hanya butuh menjadi juara saja, tapi yg terpenting adalah bermental juara,lebih penting lagi mencetak para juara. #motivator dikit :p

dibalik singgasana terdapat sendal jepit

jadi….saya harus menempuh perjalanan 1.5 jam ledeng-soekarno hatta hanya untuk minta ttd dan nilai dari pembimbing saya. luar biasa.

belum nongol juga itu bapaku.

ya…akhirnya sedang asyik2 baca karna sudah gada kerjaan, teman karyawan disana manggil.

“Tut…siniii….” ketawa itu temen saya.

gw: aneh..(muka bingung) “ada apa?”

“sini deh..duduk disini. pa sur mau cerita”, kata dy lagi.

saya mikir…pa sur mau cerita?jujur ye…selama 2 bulan kerja praktek di ini perusahaan belum pernah cerita panjang lebar sama pa sur-yg notabenenya karyawan sudah sangat senior,sangat disegani sama seluruh karyawan bahkan atasan,bapa yg lulusan inggris,dan sangat suka ketawa. hehe.

“ada apa pa?”, itu saya dengan muka polos menghampiri dan duduk disebelahnya -nebeng kursi pa andri-pembimbingku yg lama nian tak nongol juga -_-‘

temen saya eh…malah pergi sambil ketawa sebelum si bapa cerita itu. ckck. ngegantung.

“bapa pikir tuti karyawan disini,eh tau nya kata angga tuti yg kerja praktek dulu disini. tau ga tut?bapa punya cerita menarik tentang nama tuti. makanya pas angga bilang namany tuti bapa langsung ketawa2 sendiri, inget suatu kejadian”, si bapa semangat bercerita.

jadi,ceritanya bapak punya istri namanya tuti,punya baby sitter namanya tuti astuti, tetangga komplek rumah (istri pa rt) namanya tuti..dan istri rekan kerja sesama di perusahaan namanya tuti juga.dan ketemu saya namanya tuti #puyeng2 tuh :D

dan pada suatu hari terjadilah tragedi itu dirumah. ada telepon masuk dan diangkat oleh babby sitternya, “hallo..bisa bicara dengan bu tuti?” suara dari seberang telepon.

“iya, sama siapa ini?” kata babby sitter.

“ini sama tuti”, jawab yg diseberang telepon juga. dan…hyiiaaaa…si babby sitter pun bingung #dwew

gw: ketawa…*boleh juga ni si bapa* haha…maap ya pa.

Nb:
sedikit ngocol...be continue.tunggu lanjutan kisah inspiratif dibalik cerita ini.cekidooot

Senin, 09 Januari 2012

Untuk yang ingin tahu masa depan

Untuk yang ingin tahu
masa depan, …

Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku frustrasi dengan tak jelasnya
masa depanku.

Dan Engkau tersenyum
saat aku berupaya mengintip masa depanku.

Engkau ingin aku tetap tak tahu,
agar aku tetap bekerja keras
dan tetap berharap hanya kepada-Mu

Tuhan,
biarlah aku tak tahu masa depanku,
tapi bantulah aku sampai di masa depan
yang damai dan kaya.

Boleh begitu khan ya Tuhan?

Aamiin

sumber:
Mario Teguh - Loving you all as always
#via tumblr